Back

RUJUK Angkat Seni dan Refleksi Sejarah September Hitam

Banjarmasin, 27 September 2025 – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan DEMA UIN Antasari Banjarmasin menyelenggarakan kegiatan RUJUK (Ruang Pertunjukan) pada Sabtu malam, 27 September 2025, bertempat di Siring Menara Pandang Banjarmasin.

Kegiatan ini bertujuan mengangkat sekaligus mengenalkan kesenian lebih dekat kepada masyarakat. Karena bertepatan di bulan September, acara ini juga digelar untuk mengenang sejarah “September Hitam” agar masyarakat semakin melek dan tidak bungkam terhadap berbagai peristiwa yang terjadi di Indonesia.

RUJUK mengusung tema “Kilas Balik Sejarah dan Refleksi September Hitam.” Tema ini bermakna ajakan kepada masyarakat untuk mengenang kembali peristiwa penting dalam sejarah, merefleksikan, dan mengambil pembelajaran dari masa lalu. Dengan tema ini, panitia berharap tumbuh kesadaran tentang pentingnya memahami sejarah, membangun empati, serta menumbuhkan kesadaran kolektif mengenai keadilan dan perdamaian.

Peserta kegiatan terdiri dari mahasiswa yang tergabung dalam BEM se-Kalimantan Selatan (SEKA) serta pengunjung Siring. Jumlah peserta tidak dapat dihitung secara pasti karena acara ini terbuka tanpa pendaftaran, dan siapa pun yang ingin menampilkan keseniannya dipersilakan tampil, baik berupa puisi, teaterikal, maupun penampilan lainnya.

Acara dibuka dengan panggung kesenian yang diisi mahasiswa dan masyarakat, dilanjutkan dengan aksi simbolis
seribu lilin serta tabur bunga. Setelah itu digelar mimbar bebas untuk mahasiswa, diteruskan dengan pembacaan pernyataan sikap, dan ditutup dengan pembagian bunga mawar tangkai kepada masyarakat.

Rangkaian utama kegiatan ini adalah panggung kesenian serta aksi simbolis seribu lilin. Meski begitu, panitia mengakui adanya kendala seperti hujan, tempat yang menjadi basah, serta pemutaran film yang akhirnya batal dilaksanakan.

Melalui kegiatan RUJUK, panitia berharap masyarakat yang hadir dapat lebih memahami sejarah Indonesia, lebih sadar terhadap peristiwa-peristiwa masa lalu, serta mampu mengambil pelajaran dari kesalahan yang pernah terjadi untuk bersama-sama membangun kesadaran kolektif menuju keadilan dan perdamaian.